Kopi Subuh
Rantauan
Menetes keringat di ketiak burung beo
Gemersak bungkus kopi dengan bubuk yang tertumpah
Menunggu air mendidih tertuang mendayung
Hitam pekat melekat pada bibirnya
Tertawa lepas tak kunjung berhenti
Seruput kopi suara khasnya
Sebatang rokok disela jari alangkah nikmatnya
Menunggu pagi agar cepat bermimpi
Manusia dan Kertas Beton
Semenjak dari ruh, cairan menjijikan
Menjadi daging, manjadi tubuh, lalu menjadi kau, manusia
Manusia tercipta atas fermentasi alam dan ilmu
Manusia tercipta atas kemauan mu
Manusia tercipta atas saripati yang disalurkan olehmu
Dan manusia tercipta karena alam semesta
Wahai tubuh yang bernyawa
Ingatlah, kau mempunyai amanat untuk menjadi kholifah di muka bumi, tapi lihatlah saat ini
Lihatlah bagaimana keadaan sekitar mu
Lihatlah kondisi alam mu saat ini
Jika kau tau pada tahun 1966-1998
Saat itu rumah menjadi kertas dan beton
Hewan-hewan menjadi kertas dan beton
Gunung, hutan, laut menjadi kertas dan beton
Termasuk nenek moyang mu juga menjadi kertas dan beton
32 tahun lamanya hidup dengan kepedihan
32 tahun lamanya hidup dengan kesengsaraan
32 tahun lamanya hidup dengan todongan
32 tahun lamanya hidup dengan asap hitam bergelimang
Apakah sejarah itu akan terulang kembali ?
Saat ini ialah zaman modern
Teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat
Patut kita syukuri perkembangan saat ini
Namun kau juga harus tau disisi lain yang tidak boleh di publikasi
Eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusianya
Gunung-gunung menjadi danau
Laut menjadi alam tak berpenghuni
Hutan menjadi tandus, itu juga perkembangan namun buruk
Buku-buku kau jadikan pelapis tanganmu
Pena kau gunakan untuk menulis surat untuk si dia
Penghapus kau dijadikan sebagai penghilang fakta
Dan ilmu pengetahuan kau anggap sampah tak berguna
Ungkapan
Tuhan…
Aku ingin cerita kepada Mu
Aku mencintai salah satu hamba Mu
Namun dia berlagak tidak tau
Tuhan…
Aku ingin cerita kepada Mu
Terkadang ia bercerita tentang orang lain
Tapi mengapa cerita itu seperti tentang ku
Apakah dia juga cinta namun sembunyi ?
Atau aku yang terlalu besar kepala ?
Tuhan…
Aku ingin cerita kepada Mu
Aku menyatukan jiwaku pada dirinya
Jika tak bisa disatukan
Aku paksakan
Tuhan…
Aku percaya pada Rahman dan Rahim Mu
Maka bantulah
Sejujurnya aku menuntut Mu
Maafkan jika aku lancang
Penulis : Moch Toriq